Pemangkasan TKD Bukan Ancaman: ASN Ditantang Unggul dalam Keterbatasan

- Penulis

Rabu, 29 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bukittinggi– Kebijakan pemerintah pusat memangkas transfer ke daerah (TKD) tengah menjadi bahan perbincangan hangat. Banyak pemerintah daerah merasa keberatan karena langkah ini langsung memengaruhi kemampuan mereka membiayai berbagai program. Tidak semua daerah punya kemandirian fiskal; sebagian besar masih bergantung pada dana pusat untuk menjalankan roda pemerintahan.

Isu ini makin ramai ketika wacana pemotongan alokasi belanja pegawai ikut mencuat—mulai dari Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP), pelatihan, hingga peningkatan kompetensi. Sebagian masyarakat menilai efisiensi memang perlu dilakukan agar pengelolaan anggaran lebih hemat dan tepat sasaran. Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa kebijakan ini bisa.

menurunkan semangat kerja ASN, terutama di tengah dorongan besar menuju reformasi birokrasi yang profesional dan berintegritas.
Perdebatan pun menghangat. Kelompok yang mendukung menilai pemangkasan TKD bisa mendorong pemerintah daerah lebih disiplin dan efisien dalam menggunakan anggaran. Sementara yang menolak menilai langkah ini justru berisiko memukul motivasi ASN dan menimbulkan

ketidakpastian psikologis. Di tengah tarik-menarik itu, yang paling rentan sebenarnya adalah kepercayaan ASN terhadap konsistensi arah kebijakan pemerintah.
Padahal, tuntutan profesionalisme ASN saat ini makin tinggi. Publik berharap aparat negara tidak hanya menjalankan tugas administratif, tapi juga hadir dengan kinerja yang inovatif, cepat, dan berorientasi pelayanan. Masalahnya,
profesionalisme tidak tumbuh begitu saja. Ia butuh dukungan—dari pelatihan yang memadai, sistem penghargaan yang adil, hingga kepastian kesejahteraan.

Dalam manajemen sumber daya manusia, ada istilah psychological contract—kesepahaman tak tertulis antara pegawai dan organisasi tentang saling memberi antara kinerja dan penghargaan. Jika kontrak ini dilanggar, semangat dan loyalitas bisa menurun. Herzberg bahkan menegaskan dalam teori motivasinya bahwa gaji dan insentif adalah faktor hygiene: tidak selalu membuat orang lebih termotivasi, tapi jika diabaikan, bisa memunculkan ketidakpuasan kerja.

Karena itu, efisiensi seharusnya dilakukan dengan bijak. Pemerintah daerah perlu menimbang keseimbangan antara penghematan dan hak pegawai. Efisiensi bukan berarti memangkas secara membabi buta, melainkan menata ulang prioritas agar setiap rupiah benar-benar menghasilkan dampak bagi masyarakat. Penghargaan, insentif, dan kesempatan peningkatan kompetensi tetap harus dijaga sebagai wujud keadilan dan penghormatan terhadap profesionalisme.

Namun di sisi lain, ASN juga perlu berkaca. Profesionalisme sejati justru diuji ketika situasi tidak ideal. ASN yang berintegritas akan tetap berupaya memberikan yang terbaik, sekalipun dalam keterbatasan. Sejarah menunjukkan, birokrat yang paling dihormati bukan mereka yang bekerja di masa serba mudah, tetapi yang tetap berdedikasi di tengah kesulitan.

Pemangkasan TKD bisa menjadi momentum perubahan. Pemerintah daerah dituntut lebih selektif dalam menentukan program, lebih fokus pada hasil, dan lebih terbuka dalam mengelola anggaran. Masyarakat pun perlu diajak melihat kebijakan ini dari sudut yang lebih konstruktif. Efisiensi bukan berarti kemunduran, melainkan kesempatan untuk menata ulang sistem agar birokrasi lebih adaptif, hemat, dan berdampak nyata.

Oleh: Dr. Mira Syahraini.SE.MM.CFrA
(Pemerhati Kebijakan dan Manajemen Publik)

Follow WhatsApp Channel www.terasnagarinews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Barito kini

Dituduh Dugaan Pencurian Arus Listrik di Kantor Walinagari Koto Rantang, Ternyata Ada Tawar Menawar Harga Ada Apa Dengan SDM PLN
Menteri Abdul Mu’ti: Program Makan Bergizi Akan Dikelola Lewat Dapur Sekolah
Seleksi Direktur BUMDesMa Harus Bebas dari Cipta Kondisi
Lapas Kelas IIA Bukittinggi Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-97 dengan Semangat Kebangsaan
Historis Situs Artefak Luak Kangkuang di Jorong Batang Palupuah
Rayakan Anniversary Yang Pertama Komunitas TIKTOK CATME Santuni Anak Yatim Bukittinggi Dan Agam
Sinergitas Lapas, Polri Dan TNI Gelar Razia Di Lapas KLS IIA Bukittinggi Untuk Menekan Peredaran Narkotika Serta Upaya Preventif Dan Deteksi Dini
Masyarakat Bukik Cangang Bukittinggi Digegerkan Penemuan Jasad Bayi: “Kalau Tak Mampu, Jangan Berbuat Mesum!”

Barito kini

Rabu, 29 Oktober 2025 - 12:15 WIB

Dituduh Dugaan Pencurian Arus Listrik di Kantor Walinagari Koto Rantang, Ternyata Ada Tawar Menawar Harga Ada Apa Dengan SDM PLN

Rabu, 29 Oktober 2025 - 09:55 WIB

Pemangkasan TKD Bukan Ancaman: ASN Ditantang Unggul dalam Keterbatasan

Rabu, 29 Oktober 2025 - 03:37 WIB

Menteri Abdul Mu’ti: Program Makan Bergizi Akan Dikelola Lewat Dapur Sekolah

Selasa, 28 Oktober 2025 - 13:34 WIB

Seleksi Direktur BUMDesMa Harus Bebas dari Cipta Kondisi

Selasa, 28 Oktober 2025 - 06:58 WIB

Lapas Kelas IIA Bukittinggi Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-97 dengan Semangat Kebangsaan

Iko baru barito

Info daerah

Seleksi Direktur BUMDesMa Harus Bebas dari Cipta Kondisi

Selasa, 28 Okt 2025 - 13:34 WIB