Lebak, Banten – Dunia pendidikan kembali diguncang oleh peristiwa yang menghebohkan jagat maya. Seorang kepala sekolah dilaporkan ke pihak kepolisian oleh orang tua murid setelah diketahui merokok di lingkungan sekolah. Kejadian ini sontak viral di media sosial dan memicu perdebatan hangat di kalangan masyarakat, khususnya para pemerhati pendidikan.
Peristiwa tersebut diketahui terjadi di salah satu sekolah SMK Lebak Banten
Menurut keterangan salah satu orang tua murid, tindakan kepala sekolah itu dianggap tidak pantas dilakukan di lingkungan pendidikan. “Kami merasa kecewa, seharusnya kepala sekolah bisa menjadi contoh bagi anak-anak kami, bukan malah memperlihatkan kebiasaan buruk seperti itu,” ujar salah satu wali murid yang enggan disebut namanya.
Tak berhenti di situ, orang tua murid kemudian melaporkan kepala sekolah tersebut ke kepolisian setempat dengan tuduhan melanggar aturan kedisiplinan pegawai negeri dan mencoreng citra pendidikan.
Sementara itu, pihak sekolah membenarkan Namun, mereka menyayangkan langkah orang tua yang langsung membawa kasus ini ke ranah hukum tanpa melalui mekanisme internal terlebih dahulu.
Dalam klarifikasinya, kepala sekolah tersebut mengakui bahwa anak didik memang merokok di lingungan sekolah dan tindakan ini dinilai kurang pantas.
Kepolisian daerah setempat menyatakan bahwa laporan tersebut sedang dikaji lebih lanjut. Menurut mereka, perlu dilihat terlebih dahulu unsur pidana dalam tindakan itu. “Kalau sekadar merokok, kita akan lihat konteksnya. Apakah ada pelanggaran hukum, atau hanya pelanggaran disiplin internal,”
Peristiwa ini menimbulkan beragam reaksi dari warganet. Sebagian menilai tindakan orang tua tersebut berlebihan dan terlalu jauh mencampuri urusan sekolah.
Banyak pengguna internet mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap menurunnya etika di kalangan siswa. Tak sedikit pula yang menilai bahwa kasus ini mencerminkan krisis keteladanan di dunia pendidikan.
Kasus ini menjadi cermin bahwa tantangan dunia pendidikan tidak hanya soal kualitas belajar, tetapi juga moral dan etika para pelaku di dalamnya. Keteladanan seharusnya menjadi fondasi utama pendidikan. Kini, masyarakat pun bertanya-tanya: mau dikemanakan moral pendidikan kita, jika contoh buruk dan amarah publik terus saling berkejaran di ruang digital?
(Basa)