Bukittinggi — Penyelenggaraan Minangkabau Travel Mart (MTM) ke-6 digadang-gadang menjadi momentum penting untuk mengerek kembali geliat pariwisata di ranah Minangkabau. Event ini dijadwalkan berlangsung pada 7 hingga 10 Oktober 2025, dengan tema “West Sumatra Is Your Gastronomy & Wellness Tourism”.
Diselenggarakan oleh Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) DPD Sumatera Barat, MTM VI menghadirkan berbagai aktivitas seperti table top, business matching, dan jaringan (networking) antara para buyer dan seller dari dalam dan luar negeri.
Dalam persiapan menjelang acara, panitia MTM ke-6 melakukan silaturahmi ke Walikota Padang, Fadly Amran, Walikota Bukittinggi, Bupati Agam, Bupati Padang Pariaman dan Bupati Tanah Datar serta Provinsi sebagai bagian dari pendekatan dan dukungan lokal terhadap kelancaran penyelenggaraan event.
Langkah tersebut menunjukkan upaya sinergi antara pemangku kebijakan daerah dan penyelenggara agar MTM dapat berjalan optimal.
Ketua ASPPI H.Syafril.ST.Par.M.Par menyebutkan bahwa MTM bukan sekadar pameran pariwisata, melainkan platform bisnis. Ia menjelaskan bahwa seller terdiri dari agen perjalanan, hotel, destinasi wisata, restoran, transportasi, galeri souvenir, dan sektor pendukung lainnya. Sementara buyer berasal dari travel agen, baik domestik maupun luar negeri, yang akan memilih produk pariwisata untuk dijual kembali.
Tema “West Sumatra Is Your Gastronomy & Wellness Tourism” dipilih untuk menonjolkan kekayaan kuliner dan potensi wisata kesehatan/gaya hidup Sumatera Barat. Dengan menggaungkan gastronomi lokal dan wellness tourism, diharapkan terjadi diversifikasi produk wisata yang lebih menarik bagi pasar domestik maupun internasional.
Salah satu fitur utama MTM VI adalah table top, tempat seller dan buyer bertemu secara langsung untuk melakukan negosiasi dan kesepakatan kerja sama. Jika cocok, transaksi atau deal dapat langsung terjadi di tempat.
Metode ini dianggap efektif untuk mempercepat pengikatan kontrak wisata dan memperluas jaringan usaha pariwisata.
Aspek internasional dari MTM VI cukup diperhatikan. Pada penyelenggaraan sebelumnya, acara diikuti oleh agen perjalanan dari Malaysia, Thailand, dan negara-negara lainnya. Dalam MTM VI, ASPPI berharap jumlah buyer mancanegara semakin meningkat, untuk membawa wisatawan asing ke Sumatera Barat.
Lebih lanjut Syafril menjelaskan “pemerintah, pelaku usaha, akademisi, masyarakat sangat krusial untuk kesuksesan MTM. Ia menyebut bahwa MTM adalah representasi kreativitas dan komitmen ASPPI untuk mendukung pertumbuhan pariwisata melalui model bisnis dan promosi langsung.
Tantangan utama yang dihadapi adalah memastikan indikator keberlanjutan, seperti kesiapan infrastruktur, akomodasi, transportasi, dan daya saing produk wisata lokal. Beberapa daerah potensial di Sumatera Barat masih tertinggal dari segi akses dan fasilitas pendukung, sehingga MTM diharapkan dapat mengangkat mereka menjadi destinasi unggulan.
Dari sisi ekonomi lokal, penyelenggaraan MTM VI diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja, meningkatkan omzet usaha mikro dan kecil, serta meningkatkan okupansi hotel dan restoran setempat. Dengan lebih banyak buyer yang datang dan menjalin kemitraan, efek multiplikasi di sektor riil diharapkan muncul. (Analisis umum, berdasarkan model event pariwisata)
Harapan peserta dan stakeholder sangat besar. Para seller berharap agar produk wisata mereka — mulai destinasi alam, budaya, kuliner, hingga wellness — dapat dikenal lebih luas oleh pasar nasional dan internasional. Buyer juga berharap menemukan paket yang variatif, menarik, dan kompetitif. MTM VI menjadi ajang untuk memvalidasi daya tarik produk wisata lokal.
Jika MTM VI berjalan sukses, efek positifnya bisa terasa jangka panjang: peningkatan kunjungan wisatawan, pertumbuhan usaha pariwisata berkelanjutan, dan penguatan citra Minangkabau sebagai destinasi unik. Dengan dukungan penuh dari semua pihak, MTM ke-6 berpeluang menjadi tonggak kebangkitan pariwisata Minangkabau yang lebih modern, inklusif, dan kompetitif.
(Basa)