Bukittinggi – , -Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi kini resmi menyandang status Rumah Sakit Kelas A. Kenaikan kelas ini menandai penguatan peran RSAM sebagai rumah sakit rujukan utama di Sumatera Barat dengan pelayanan lebih lengkap, tenaga medis profesional, serta fasilitas sesuai standar nasional.
Direktur RSAM Bukittinggi, dr. Busril, menegaskan bahwa perubahan kelas ini tidak akan membebani masyarakat dari sisi pembiayaan karena seluruh layanan tetap ditanggung melalui mekanisme BPJS Kesehatan. “Kami memastikan tidak ada masyarakat yang terbebani, karena pembiayaan sudah menjadi tanggung jawab BPJS. RSAM juga menjalin kerja sama dengan berbagai rumah sakit baik di dalam kota maupun luar daerah agar pelayanan lebih terintegrasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Busril menekankan bahwa RSAM memberikan pelayanan secara ramah, profesional, dan menyeluruh. “Kami melayani secara komprehensif, mengutamakan keselamatan pasien, serta memastikan tidak ada diskriminasi dalam pelayanan, baik untuk peserta BPJS, pasien umum, maupun masyarakat kecil,” tambahnya.
Sebagai rumah sakit rujukan, RSAM Bukittinggi terus memperkuat layanan utama dan RSAM menerima sembilan rujukan langsung yang bisa langsung di bawa ke RSAM seperti hemodialisa, thalassemia, hemofilia, kesehatan jiwa, kusta, tuberkulosis resisten obat (TB-MDR), kemoterapi, radioterapi, hingga HIV/AIDS. Dengan status kelas A, layanan tersebut diharapkan semakin optimal, mudah diakses, dan bermanfaat luas bagi masyarakat.
Dengan naiknya RSAM menjadi Kelas A,Direktur RSAM juga menyampaikan(Menyapa Nagari) kalau Kita sudah menjalin kerjasama dengan rumahsakit, puskesmas dan klinik-klinik yang ada di sumbar untuk menyatukan satu persepsi untuk memberikan layanan dan kemudahan pada pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan sehingga tidak ada lagi beredar di tengah masyarakat kalau proses berobat kerumahsakit sangat susah.
Terkait dengan adanya informasi yang beredar di tengah masyarakat bahwasanya pasien yang mempergunakan BPJS untuk berobat dan masa waktu rawat inapnya di batasi, Direktur RSAM membantah hal tersebut”Kami tidak pernah melakukan hal tersebut di RSAM bahkan Kami akan tetap memberikan layanan kesehatan dengan baik sampai Dokter yang menangani pasien tersebut menyatakan kalau pasien tersebut sudah bisa rawat jalan atau sehat”ungkapnya.(jhn)